Dengan
segala kelebihan yang kau punya. Sejatinya kelebihanmu itu semua bak
pisau bermata dua, yang dapat menghantarkanmu ke surga, atau
menjerumuskanmu ke dalam neraka. Ya, karena kelebihanmu itu dapat
menjadi karunia yang berbuah pahala, atau bencana yang berujung dosa
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallaahu ‘anhu dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,
لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ كَانَ فِي قَلْبِهِ
مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ كِبْرٍ قَالَ رَجُلٌ إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ
يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً قَالَ إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ
يُحِبُّ الْجَمَالَ الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ
“Tidak akan masuk surga seseorang yang di dalam hatinya terdapat
kesombongan sebesar biji sawi.” Ada seseorang yang bertanya, “Bagaimana
dengan seorang yang suka memakai baju dan sandal yang bagus?” Beliau
menjawab, “Sesungguhnya Allah itu indah dan menyukai keindahan. Sombong
adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain.“ (HR. Muslim)
تواضع تكن كالنجم لاح لناظر # على صفحات الماء وهو رفيع
ولا تكن كالدخان يعلو بنفسه # على طبقات الجو وهو وضيع
“Rendah hatilah…jadilah laksana bintang bercahaya yang tampak di
bayangan air yang rendah, padahal sebenarnya dia berada di ketinggian.
Jangan menjadi laksana asap, yang membumbung tinggi dengan sendirinya di
lapisan udara yang tinggi, padahal sebenarnya dia rendah.”
Siapapun yang merasa takjub dengan dirinnya sendiri, pendapatnya,
kemampuannya, amal, pikirannya, dll, hal itu akan menghalanginya dari
mengambil manfaat, saran, kritik, dan nasehat dari orng lain. Ia merasa
hebat, keren, pintar, dan menganggap remeh orng lain dimana apabila ada
ide atau karya orng lain yg lebih baik ia tidak menyukainnya dan
menganggap orng itu bodoh,remeh, rendah, dll.
Ibnul Mubarok pernah berkata, “Perasaan ‘ujub adalah ketika engkau
merasa bahwa dirimu memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh
orang lain.”
Ujub ini adalah gambaran kejiwaan yang sangat berlebih-lebihan, saat
seseorang menganggap dirinya paling hebat di bandingi yang lainnya. Ia
merasa paling pintar, paling gagah, paling kaya, paling berkuasa, paling
dominan dan sebagainya. Pokoknya Dia merasa orang super dalam segala
hal, yang akhirnya memicu siafat arogansi dalam dirinya, menghina dan
melecehkan orang lain.
Sifat percaya diri memang harus ada dalam diri seseorang ,merasa
senang dan gembira di persilahkan, tetapi jika sudah memasuki
ketekaburan dan menganggap rendah terhadap yang lain, inilah yang
dikatakan ujub yang di larang agama.
Siti Aisyah ra., pernah di tanya ; kapan seseorang di katakan melakukan perbuatan jelek? beliau menjawab: Justru ketika Ia melakukan perbuatn baik.
Maksudnya di saat seseorang melakukan perbuatan yang baik, tetapi dalam
dirinya ada perasaan bahwa hanya dirinyalah yang dapat melakukan hal
itu, orang lain tidak ada, timbul takabur dalam dirinya.
Ujub ini di golongkan kepada akhlak radzilah (rendah) yang harus di
hindari. Manusia harus ingat dan sadar, bahwa Allah menciptakan manusia
ini dalam bentuk tubuh yang indah di banding dengan makhluk lainnya.
Kemudian Allah SWT pun melebihkan manusia satu dari yang lainnya, dalam
harta atau kedudukan , fisik, dan kepintarannya.
Akibat buruk dari ujub ini ialah hilangnya rasa saling hormat
menghormati, lenyapnya rasa simpati orang kepadanya, menanamkan
kebencian, dan yang paling parah ialah jika yang di jadikann pendorong
ujub itu kemegahan yang semu, merasa paling hebat, padahal di dalamnya
itu kropos. Ia tidak sadar bahwa orang lain mengetahui kelemahannya.
sungguh ini adalah pembodohan terhadap dirinya sendiri. Bukankah ada
peribahasa sepintar-pintarnya tupai melompat , adakalanya terjatuh jua.
Sesungguhnya racun ujub akan mengantarkan pelakunya kepada penyakit-penyakit kronis lainnya, diantaranya :
- Lupa untuk bersyukur kepada Allah, bahkan malah mensyukuri diri sendiri, seakan-akan amalan yang telah dia lakukan adalah karena kehebatannya
- Lenyap darinya sifat tunduk dan merendah dihadapan Allah yang telah menganugrahkan segala kelebihan dan kenikmatan kepadanya
- Terlebih jelas lagi lenyap sikap tawadhu' dihadapan manusia
- Bersikap sombong (merasa tinggi) dan merendahkan orang lain, tidak mau mengakui kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Jiwanya senantiasa mengajaknya untuk menyatakan bahwasanya dialah yang terbaik, dan apa yang telah diamalkan oleh orang lain merupakan perkara yang biasa yang tidak patut untuk dipuji. Berbeda dengan amalan dan karya yang telah ia lakukan maka patut untuk diacungkan jempol.
Kalimat indah yang pernah diucapkan oleh seorang ulama :
"Orang yang ujub merasa bahwa dirinya paling tinggi dihadapan manusia yang lain… bahkan merasa dirinya lebih tinggi di sisi Allah.., namun pada hakikatnya dialah orang yang paling rendah dan hina di sisi Allah".
- Lupa untuk bersyukur kepada Allah, bahkan malah mensyukuri diri sendiri, seakan-akan amalan yang telah dia lakukan adalah karena kehebatannya
- Lenyap darinya sifat tunduk dan merendah dihadapan Allah yang telah menganugrahkan segala kelebihan dan kenikmatan kepadanya
- Terlebih jelas lagi lenyap sikap tawadhu' dihadapan manusia
- Bersikap sombong (merasa tinggi) dan merendahkan orang lain, tidak mau mengakui kelebihan yang dimiliki oleh orang lain. Jiwanya senantiasa mengajaknya untuk menyatakan bahwasanya dialah yang terbaik, dan apa yang telah diamalkan oleh orang lain merupakan perkara yang biasa yang tidak patut untuk dipuji. Berbeda dengan amalan dan karya yang telah ia lakukan maka patut untuk diacungkan jempol.
Kalimat indah yang pernah diucapkan oleh seorang ulama :
"Orang yang ujub merasa bahwa dirinya paling tinggi dihadapan manusia yang lain… bahkan merasa dirinya lebih tinggi di sisi Allah.., namun pada hakikatnya dialah orang yang paling rendah dan hina di sisi Allah".
No comments:
Post a Comment